20 Pemain Persija Positif Covid-19, SOS Sayangkan Lemahnya Tracing Kasus oleh PT LIB 

20 Pemain Persija Positif Covid 19, SOS Sayangkan Lemahnya Tracing Kasus Oleh PT LIB Save Our Soccer (SOS) angkat bicara terkait penundaan laga pekan 24 BRI Liga 1 antara Persija Jakarta Vs Madura United. Diketahui laga Persija Vs Madura yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Rabu (9/2/2022), harus ditunda karena tim berjuluk Macan Kemayoran diterpa badai Covid 19.

20 pemain Persija terkonfirmasi positif Covid 19 merujuk hasil tes PCR pada Selasa (8/2) dan Rabu (9/2). Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali menyebut lemahnya tracing pada temuan kasus Covid 19 menjadi sebab masifnya infeksi virus tersebut di lingkungan BRI Liga 1. "Di Persija kasus awal dari Riko, kemudian nambah Maman, Andritany, Konate. Dari situ kemudian menjalar hingga total 20 pemain Persija positif," sambung Akmal.

Kondisi yang terjadi pada Persija ini, tidak menutup kemungkinan bakal dialami klub klub peserta BRI Liga 1 lainnya. Lemahnya tracing pada temuan kasus Covid 19, kemudian kompetisi yang terus dipaksakan berlanjut, diyakini bakal memperpanjang daftar kasus pemain terpapar virus ini. "Hal ini kemungkinan bakal terjadi juga di tim lain karena tracing tidak dilakukan dengan baik," ujar Akmal.

"Yang terjadi sekarang ini, misal ada 20 pemain latihan, kemudian 10 dari 20 pemain itu dinyatakan positif Covid 19. Tapi besoknya 10 pemain yang sudah berinteraksi dengan pemain pemain yang Covid 19 ini, tetep tampil melawan tim lain." "Padahal mereka sebagai pembawa virus (carrier), membawa virus itu pada pemain tim lain," papar Akmal.

Kata Akmal ketika ada temuan kasus positif Covid 19, mereka yang telah berinteraksi seharusnya wajib dikarantina, utamanya untuk diketahui apakah tertular atau tidak. "Tapi kan akhirnya yang terjadi kan kompetisi dijalankan saja. Pemain pemain yang negatif tapi sudah berinteraksi dengan yang positif masih dipasang. Akhirnya merembet ke semua pemain di tim maupun tim lain," tutur dia. "Yang berinteraksi memang belum dinyatakan positif atau negatif Covid 19, tapi mereka sudah berpotensi menjadi carrier virus itu. Tracing yang tidak bagus inilah yang kemudian menyebabkan Liga 1 jadi klaster baru kasus Covid 19," kata Akmal.